Selasa, 09 Agustus 2011

Ciblek clebok, speed rapat suara berdengung

CLEBOK….? Sebuah kata yang aneh, apalagi ketika didepan kata tersebut ada kata “ciblek”. Memang aneh, apalagi untuk penggemar burung yang selama ini hanya mengenal ciblek sawah dan ciblek gunung.

CLEBOK adalah daratan di sepanjang laguna Segara Anakan dan sekelilingnya merupakan wilayah perairan di Kabupaten Cilacap. Letaknya dapat dikatakan terisolasi dari daratan. Untuk mencapai daratan tersebut dapat menggunakan kapal compreng atau kapal mesin menyusuri hutan mangrove dan Pulau Nusakambangan.

Berawal dari keinginan untuk memelihara ciblek istimewa, segera saja saya mengajak Om Duto dan Om Dwi Love Bird menuju ke rumah Om “WARTIM KATHINK” (Facebook id), salah satu spesialis ciblek di Kabupaten Cilacap.

Awalnya kami sendiri sebenarnya belum tahu jenis dari ciblek tersebut. Yang ada di otak kami, bahwa ciblek tersebut paling jenis ciblek sawah atau ciblek gunung. Setelah mendapat penjelasan dari Om Wartim bahwa ciblek tersebut dari CLEBOK, terbersit sebuah pertanyaan, “Apa mungkin ada habitat ciblek di daerah tersebut?”

Pertanyaan tersebut terbersit mengingat daerah tersebut (dan juga airnya) sangat payau, panas dan dengan kondisi angin yang kencang.

Apa dan bagaimana ciblek clebok?

Ciblek clebok mempunyai ciri bulu yang lebih legam daripada ciblek kebanyakan. Hal ini mungkin disebabkan kondisi habitatnya yang ekstrim.

Ciri istimewa dari clebok adalah memiliki kerapatan (speed) suara yang tinggi (sekitar 150% lebih rapat dari ciblek daratan pada umumnya). Selain itu, ada suara tembakan yang berdengung.

Pada saat Om Dwi Love Bird membeli ciblek tersebut dan mendengar suara tembakannya, saya mempunyai niatan untuk membeli satu lagi di waktu yang berbeda. Hal ini saya lakukan untuk membuktikan, apakah ada perbedaan dari kualitas suara antara ciblek dalam satu habitat. Akhirnya Minggu lalu saya diberitahu Om Wartim, bahwa dia sudah mendapatkan ciblek clebok lagi. Tanpa pikir panjang saya segera meluncur dan membeli ciblek clebok tersebut.

Sesampai di rumah, ciblek yang masih muda tersebut ternyata memang tidak berbeda dengan yang Om Dwi bawa ke Jogja.

Speed tinggi dan tembakan berdengung, berulangkali dia bawakan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;